Menjadi MUSLIM Sejati dalam Kehidupan Nyata
Semoga bermanfaat :
MENJADI MUSLIM Sejati
Menjadi muslim itu berlaku adil. Adil itu tidak zalim. Salah satu ciri kezaliman adalah merampas hak orang. Muslim yang adil akan menjaga hak-haknya, pada saat yang sama ia juga menjaga hak-hak orang lain.
Ketika kita berkendara di jalan raya, kendaraan yang lebih dahulu berada dalam suatu jalur, mempunyai hak untuk jalan terlebih dahulu. Kita yang datang kemudian harus menunggu sampai hak orang terdahulu ditunaikan. Demikian seterusnya, yang datang kemudian ditunaikan haknya kemudian. Ini kita sebut antri. Orang yang menyerobot antrian adalah perampas hak orang lain. Ia tak memerankan sifat orang muslim. Ia melanggar perintah Allah untuk berlaku adil.
Menjadi muslim itu bersih. Kebersihan itu sebagian dari iman. Bila kita tak bersih, maka iman kita tak utuh. Maka orang Islam harus bersih dan menjaga kebersihan. Seorang muslim tidak akan membuang sampah sembarangan. Ia juga tak akan merokok sembarangan, karena asap rokoknya akan mengotori udara yang menjadi hak orang lain. Ia juga akan membersihkan toilet yang selesai dia pakai, agar orang lain dapat memakainya dengan nyaman.
Menjadi muslim itu tertib dan taat pada aturan. Aturan dibuat untuk kemaslahatan. Wajib bagi muslim untuk mengawal kemaslahatan itu dengan menaati peraturan. Kata Rasulullah,"Mendengar dan taat itu wajib bagi setiap muslim, dalam hal yang ia sukai maupun yang ia benci, kecuali bia ia disuruh melakukan yang maksiat." Rasanya memang tidak nyaman bila harus terikat pada sejumlah aturan. Tapi demi kemaslahatan, kita harus bersabar, menahan diri untuk patuh.
Lampu lalu lintas digunakan untuk mengatur giliran kendaraan berjalan. Bila tidak digilirkan, akan terjadi rebutan jalan yang menimbulkan kemacetan. Bahkan bisa menyebabkan kecelakaan. Maka patuhilah lampu lalu lintas itu demi kemaslahatan. Biasakan untuk parkir pada tempatnya. Parkir sembarangan bisa menimbulkan gangguan bagi orang lain. Selain melanggar aturan, parkir sembarangan juga merupakan perampasan terhadap hak orang lain. Itu perbuatan zalim.
Menjadi muslim itu tepat waktu. "Tepatilah janji-janjimu," perintah Allah. Jadwal yang kita sepakati adalah sebuah perjanjian. Melanggar janji berarti melanggar perintah Allah, sekaligus merusak hubungan dengan sesama manusia. Allah mengajari kita untuk salat sesuai waktu yang telah ditentukan. Kalau kita berpuasa, kita juga wajib makan dan minum hanya pada waktu yang telah ditentukan. Kalau kita sahur terlambat 1 menit, puasa kita batal, bukan? Puasa dan salat adalah cara Allah untuk mengajari kita agar tepat waktu.
Menjadi muslim itu tidak mubazir. Segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah rahmat Allah yang tidak boleh kita sia-siakan. Kita diberi rahmat ini untuk kita pakai sesuai kebutuhan kita. Yang tidak kita butuhkan, janganlah dibuang dengan sia-sia. Sesungguhnya ada hak orang lain pada rahmat Allah yang tidak kita pakai. Mubazir itu menyia-nyiakan rahmat Allah, dan pelakunya adalah saudara setan.
Maka mari biasakan matikan keran yang tidak digunakan. Perbaiki keran dan pipa bila ada kebocoran. Matikan semua peralatan listrik yang tak terpakai. Matikan mesin kendaraan bisa kita sedang parkir. Biasakan memasak atau memesan makanan sesuai kebutuhan, agar tak ada sisa yang tersia-sia. Belanjalah apa yang kau butuhkan, bukan apa yang kau inginkan.
Menjadi muslim itu menjaga lingkungan. Milik Allah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Artinya semua ini hanya barang pinjaman saja. Maka kita wajib menjaganya. Gunung, hutan, sungai, laut, semuanya milik Allah. Kalau Allah itu Tuhan kita, tentu tak patut bagi kita untuk merusak dan mengotori bumiNya.
Menjadi muslim itu artinya menampilkan pasa wajah kita tanda-tanda sujud. Sujud itu tunduk. Maka pada muslim itu terlihat dalam perilakunya tanda-tanda ketundukan. Patuh pada aturan. Ramah dan tidak pongah. Welas asih, menyebarkan kasih Allah kepada seluruh manusia dan alam.
[Kang Hasan]
0 comments:
Post a Comment